Foto: Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam
HABAR KALTIM, Bontang – Harga kedelai yang tinggi menjadi perhatian Ketua Komisi II DPRD Bontang Rustam, ia pun bersuara agar Pemerintah Kota (Pemko) melakukan operasi pasar guna meringankan beban para pelaku usaha yang menggunakan bahan baku kedelai seperti tempe dan tahu.
“Sebaiknya Pemerintah Bontang lakukan operasi pasar. Harga kedelai sekarang menurut saya sangat membebankan para pelaku usaha tahu tempe,” ujar Rustam saat berada kantornya, Senin (31/05/2021).
Selain melakukan operasi pasar politisi Golkar ini meminta kepada Pemko agar memikirkan opsi lain agar ketersediaan pasokan kedelai tetap stabil di Kota Bontang sehingga tidak terjadi imbas kenaikan harga.
“Selama ini kan, kita datangkan kedelai impor, kalau harga di negara penghasil naik, otomatis kita juga akan mengikuti harga mereka. Makanya lebih baik kita datangkan dari daerah lokal saja,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKPPP) Bontang Deborah Kristiani mengungkapkan, harga kedelai masih menyentuh angka Rp 590 ribu.
“Secara global memang harganya masih tinggi, jadi di Bontang mau tidak mau megikuti harga itu,” ujar Deborah saat dikonfirmasi via telepon.
Namun untuk stok kedelai, dia mengaku di Bontang masih cukup hingga tiga bulan ke depan. Hal itu berdasarkan pemantauan DKPPP beberapa waktu lalu di tempat pengrajin tahu tempe.
“Berdasarkan hasil pemantauan kami, stok di Bontang masih aman,” pungkasnya. (adv/shl/iqb)