HABAR KALTIM, Samarinda – Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), Tresna Rosano menyoroti pentingnya Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) sebagai alat analisis kebencanaan yang mencerminkan sejarah bencana di Indonesia. Fokus utama BPBD Kaltim saat ini adalah meningkatkan IKD, indikator yang mengukur kemampuan daerah dalam menghadapi dan mengelola dampak bencana.
Melalui Ivan Ramadhany, Bagian Perencanaan Mitigasi dan Adaptasi BPBD Kaltim, menjelaskan bahwa ke depan, BPBD Kaltim akan lebih memprioritaskan IKD untuk menekan IRBI. Dengan 70 indikator yang mencakup aspek sosial, ekonomi, lingkungan, infrastruktur, dan kelembagaan, peningkatan IKD memerlukan kerja sama dari semua pihak, termasuk pemangku kepentingan dan media massa.
“Sosialisasi ke masyarakat begitu krusial. Media turut berperan dalam menyosialisasikan informasi tentang pentingnya mitigasi dan pencegahan bencana serta program yang ada di BPBD,” ujar Ivan. Dia menambahkan bahwa kesadaran masyarakat untuk mengikuti aturan pemerintah, seperti tidak membangun di daerah rawan bencana, merupakan kunci meningkatkan IKD.
BPBD Kaltim tengah gencar melakukan upaya penurunan IRBI serta peningkatan IKD untuk memastikan keselamatan warga. Berdasarkan data IRBI, Kaltim memiliki risiko bencana yang cukup tinggi, mencapai angka sekitar 140.
Lebih lanjut Ivan juga menekankan bahwa pemindahan masyarakat dari daerah rawan bencana harus dilakukan dengan mekanisme yang jelas dan adil, misalnya dengan memberikan asuransi dan kompensasi. “Misalkan kita mau pindahkan, ya dengan diasuransikan,” tandasnya. Upaya bersama dari semua pihak diharapkan dapat mengurangi risiko bencana di Kaltim dan meningkatkan ketahanan daerah dalam menghadapi potensi ancaman bencana. (adv)
