HABAR KALTIM, Samarinda – Dampak dari musim penghujan di Kalimantan Timur (Kaltim) membawa kabar baik, di mana terjadi pengurangan titik hotspot yang potensial menyebabkan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Agus Tianur, Kepala Pelaksana BPBD Kaltim, melalui Koordinator Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB) Cahyo Kristanto, mengungkapkan informasi ini pada Minggu (12/11/2023).
Menurut data dari Brin Fire Hotspot, saat ini tercatat hanya 23 titik hotspot di wilayah Kaltim, dengan satu di antaranya masuk dalam kategori tinggi (high), menunjukkan potensi kebakaran hutan dan lahan. Titik tersebut terlokasi di Muarabengkal, Kabupaten Kutai Timur.
“Ada satu titik merah atau kategori high yang berlokasi di Muarabengkal Kabupaten Kutai Timur,” ungkap Cahyo pada hari Minggu (12/11/2023).
Cahyo menyampaikan bahwa 22 titik lainnya berada dalam kategori sedang (medium), terutama di Kabupaten Kutai Timur. Daerah tersebut memperlihatkan potensi Karhutla karena kondisi kering pasca kemarau yang belum terkena hujan. Wilayah seperti Muara Kaman, Muara Bengkal, Rantau Pulung, Bengalon, dan Kaubun dominan di Kabupaten Kutai Timur, dengan satu titik di kawasan Balikpapan dan Kabupaten Paser.
“Daerah Muara Kaman, Muara Bengkal, Rantau Pulung, Bengalon dan Kaubun, didominasi wilayah Kabupaten Kutim, dan satu titk terdapat di kawasan Balikpanan serta Kabupaten Paser,” bebernya.
Cahyo menekankan bahwa, meskipun masih terdapat potensi Karhutla, adanya hujan yang merata di wilayah Kalimantan Timur dapat meminimalkan kemungkinan munculnya titik hotspot. Pihak berwenang berharap agar curah hujan yang terus berlanjut dapat membantu menekan risiko terjadinya kebakaran hutan dan lahan di wilayah tersebut. (adv)
