HABAR KALTIM, Samarinda – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur, Harun Al Rasyid, menyoroti peran yang harus dimainkan oleh pemuda dalam proses pembangunan Indonesia. Menurutnya, saat ini, Indonesia dihadapkan pada tantangan signifikan yang berkaitan langsung dengan generasi muda.
“Saat ini, kita berhadapan dengan krisis moral, ketiadaan contoh teladan, dan penurunan perilaku yang baik. Sehari-hari kita disuguhkan dengan contoh Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) oleh para elit negeri,” ungkap Harun Al Rasyid.
Dia menegaskan perlunya penyelesaian krisis moral dengan fokus pada pembaruan akhlak dan karakter pendidikan. Baginya, pendidikan harus memberikan dasar yang kuat bagi generasi muda untuk tumbuh menjadi individu yang memiliki karakter baik.
Lebih lanjut, Harun Al Rasyid mengajak pemuda untuk meningkatkan pemahaman akan kebangsaan, semangat cinta tanah air, serta menjaga keberagaman sambil memperkuat persatuan antar bangsa, seperti semangat yang terdapat dalam Sumpah Pemuda.
“Semangat persahabatan harus senantiasa hidup melalui pertemuan antar kelompok,” tambahnya. Ia menekankan perlunya mengembangkan dialog tradisional, mendengarkan, memahami, dan menemukan kesepakatan dalam pikiran, serta mengimplementasikannya dalam tindakan bersama.
Harun Al Rasyid juga mengingatkan akan Sumpah Pemuda yang dirintis oleh generasi muda pada 28 Oktober 1928, pada masa penjajahan Belanda. Ia menekankan tiga elemen kunci dari Sumpah Pemuda: pertama, pengakuan sebagai putra dan putri Indonesia, bersatu dalam darah dan tanah air Indonesia; kedua, pengakuan sebagai bangsa Indonesia yang satu; ketiga, komitmen untuk menggunakan bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Politisi ini juga menyoroti kekayaan budaya Indonesia yang melintasi dari Sabang hingga Merauke, dari Miangas hingga Rote, dengan keanekaragaman budaya, sumber daya alam, dan manfaat yang berlimpah bagi masyarakat. Indonesia diibaratkan sebagai mutiara yang memerlukan semangat ke-Indonesia-an yang terus berkobar.
Dalam perspektif masa depan Indonesia, Harun Al Rasyid menegaskan bahwa tahun mendatang akan menjadi momen penting dengan diselenggarakannya pemilihan umum pada 14 Februari 2024. Pemilu ini akan menentukan wakil di lembaga legislatif serta calon presiden dan wakil presiden. Masa depan Indonesia sangat tergantung pada suara dari kaum muda yang diperkirakan mencapai 56-60 persen dari jumlah pemilih.
“Para pemuda harus memastikan untuk mengevaluasi rekam jejak para calon terhadap komitmen mereka terhadap nilai-nilai kebangsaan,” tegas Harun Al Rasyid.
Dia menekankan, bahwa pemilu yang transparan akan menghasilkan pemimpin yang berkualitas. Harun Al Rasyid berharap agar pemuda dapat berkontribusi dalam berbagai agenda kepemudaan dan sosial, sehingga energi positif mereka dapat dialirkan untuk kebaikan bangsa dan negara.
Harun Al Rasyid menegaskan pentingnya merawat semangat persahabatan di antara pemuda, yang merupakan penerus masa depan Indonesia. Semangat persahabatan dianggapnya sebagai pilar yang harus terus menyala, mendorong pemanfaatan segala sumber daya dan kekuatan demi kemajuan bangsa. (adv)