HABAR KALTIM, Samarinda – Anggota Komisi IV DPRD Kalimantan Timur, Salehuddin mengungkapkan produksi obat dalam negeri dapat menekan biaya operasional dan memanfaatkan potensi obat tradisional seperti jamu, yang memiliki khasiat terbukti secara ilmiah.
Dirinya juga mengingatkan bahwa peningkatan pengolahan dan produk jamu dapat membantu masyarakat, terutama petani yang bergerak di bidang apotek kultural atau herbal.
Selain itu Salehuddin menilai perlunya peningkatan ketahanan farmasi nasional, khususnya dalam penyediaan obat, guna mendukung transformasi kesehatan di Indonesia. Salehuddin berharap ada kerja sama antara Kementerian Kesehatan, Kementerian BUMN, dan industri farmasi lokal untuk memproduksi obat-obatan penting di Indonesia, termasuk bahan bakunya.
Keberlanjutan kebijakan ketahanan farmasi, menurut Salehuddin, tidak hanya memberikan manfaat dari segi kesehatan masyarakat tetapi juga berdampak positif pada perekonomian petani yang menyediakan bahan baku obat.
“Pemerintah juga harus meningkatkan kelembagaan dan sumber daya manusia di bidang farmasi agar dapat bersaing dengan negara-negara lain. Transformasi kesehatan harus didorong oleh semua pihak, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat,” kata Salehuddin.
Lebih lanjut, Salehuddin menyebut bahwa Undang-Undang Kesehatan Nomor 17 tahun 2023 memberikan kemudahan bagi dokter umum untuk mengakses pendidikan spesialis. Hal ini diharapkan dapat memperbanyak dokter spesialis yang kompeten di berbagai daerah, terutama di Kabupaten-Kota dan puskesmas yang masih kekurangan tenaga medis berkompeten. Salehuddin juga mengajak untuk mengaktifkan semua instrumen layanan kesehatan di berbagai tingkatan, termasuk farmasi, serta berinovasi untuk menekan harga obat-obatan di Indonesia.
“Kita harus aktifkan semua instrumen layanan kesehatan di masing-masing tingkat, termasuk farmasi. Kita juga harus inovasi terkait dengan farmasi di Indonesia untuk menekan harga obat-obatan,” tandasnya. (adv/DPRD Kaltim)