HABAR KALTIM, Samarinda – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim mengidentifikasi bahwa dari 10 Kabupaten dan Kota se-Kaltim, 6 Kabupaten masih memiliki potensi tinggi terjadinya kebakaran hutan dan lahan (Karhutla). Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kaltim, Tresna Rosano, menyampaikan hal ini melalui bagian Perencanaan Mitigasi dan Adaptasi, Ivan Ramadhany. Keenam Kabupaten tersebut adalah Berau, Paser, Kukar, Kutim, Kubar, dan Mahulu. Ivan menekankan bahwa keenam Kabupaten tersebut telah menunjukkan penanganan Karhutla yang baik dengan melibatkan koordinasi efektif bersama para stakeholder.
Sebagai contoh, Berau disebut memiliki koordinasi yang baik dengan KPHP Kehutanan, Satpol PP, Disdamkar, dan komunitas masyarakat. Ivan menyatakan bahwa hasil evaluasi BPBD Kaltim terhadap Berau cukup positif, dengan monitoring yang sesuai harapan, penanganan Karhutla yang cepat, dan efektif.
Meskipun Paser, Kukar, Kubar, Kutim, dan Mahulu juga memiliki potensi Karhutla tinggi, laporan dari BPBD sektor wilayah tersebut menunjukkan bahwa mereka dapat mengatasi penanganan Karhutla secara mandiri, sehingga tidak diperlukan intervensi langsung dari BPBD Kaltim.
“Selain Berau, Paser dan Kukar, termasuk tinggi juga kejadian Karhutlanya, termasuk Kubar, Kutim dan Mahulu, tapi laporan dari BPBD sektor wilayah tersebut penanganan Karhutlanya masih bisa mereka atasi jadi kami tidak perlu turun kesana,” ucapnya.
Ivan menambahkan bahwa BPBD Kaltim terlibat dalam penanganan Karhutla di beberapa lokasi, terutama di Kota Samarinda, yang berbagi wilayah dengan BPBD Kota Samarinda. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) juga menjadi perhatian untuk dilakukan monitoring guna menjaga keamanan wilayah dari potensi Karhutla. (adv)