HABAR KALTIM, Samarinda – Setelah penetapan Ibu Kota Negara (IKN) di Benua Etam, pengaruh signifikan terhadap bidang olahraga, khususnya bola basket, dirasakan oleh Pengurus Provinsi (Pengprov) Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (Perbasi) Kalimantan Timur (Kaltim). Darwin Tandrin, Ketua Pengprov Perbasi Kaltim, mengungkapkan perlunya pelaksanaan program pembinaan jangka panjang untuk atlet usia dini sebagai respons terhadap perubahan tersebut.
Rencana ini menjadi fokus utama Pengprov Perbasi Kaltim, tetapi salah satu tantangan krusial adalah ketersediaan venue lapangan basket yang memadai. Hal ini mencakup kebersihan tempat, kelayakan, dan kelengkapan sarana dan prasarana.
“Perlu diingat, pembinaan basket harus dimulai sejak dini mengingat IKN merupakan langkah besar. Untuk menuju ke arah kemajuan, kita butuh waktu 5 hingga 10 tahun. Namun, pembinaan tidak mungkin dilakukan tanpa lapangan basket yang baik,” terang Darwin Tandrin.
Selain itu, dia menekankan pentingnya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk pelatih berkualitas dan berlisensi tinggi. Darwin menyatakan perlunya peningkatan pelatihan pelatih di Kaltim agar dapat melahirkan atlet-atlet basket potensial di masa depan. Tujuannya adalah agar perkembangan basket di Benua Etam tidak stagnan dan dapat menghadapi tantangan yang lebih besar.
“Fasilitas harus ada, dan kita butuh pembibitan pelatih. Kualifikasi pelatih harus ditingkatkan, dan kita perlu mengirim pelatih untuk belajar dari yang lebih ahli, seperti di Pulau Jawa. Jika perlu, kita bisa membawa pelatih dari negara tetangga yang memiliki prestasi basket yang bagus,” tegas Darwin Tandrin. (adv)