HABAR KALTIM, Samarinda – Ketua Komisi II DPRD Kalimantan Timur (Kaltim), Nidya Listiyono, menyatakan bahwa penurunan produksi gabah terjadi karena berkurangnya lahan pertanian dan dampak perubahan iklim El Nino.
Dekat dengan perayaan Natal dan tahun baru 2024, DPRD Kaltim menghadapi tantangan serius terkait penurunan produksi gabah hingga 2,15 persen dari tahun sebelumnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi petani di Kaltim pada tahun 2022 mencapai 239.430 ton Gabah Kering Giling (GKG), menurun sekitar 5.250 ton GKG (2,15 persen) dibandingkan tahun 2021 yang mencapai 244.680 ton GKG.
Tio, biasa disapa, politisi Golkar, menyoroti kebutuhan akan ketersediaan stok beras menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru. “Saat ini yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan stok beras menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Lebih lanjut, Nidya mendorong Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk merancang strategi efisien guna memenuhi kebutuhan masyarakat di Kaltim. Dia menekankan pentingnya tindakan antisipatif yang berkelanjutan, bukan hanya pada perayaan spesifik seperti Natal atau Lebaran.
“Keberlanjutan pasokan pangan sepanjang tahun perlu menjadi perhatian utama,” imbuhnya.
Menurut Tio, fokus utama harus selalu diberikan pada produksi beras lokal. Dia menyerukan agar Kaltim fokus pada produksi beras lokal seperti beras Kalimantan, mengingat potensi lahan yang tersedia, seperti di Kutai Kartanegara.
“Karena selama ini kita bergantung kepada daerah lain. Kenapa kita tidak buat produk beras sendiri saja? Misal beras Kalimantan. Karena secara lahar semisal di Kutai Kartanegara juga itu luas,” pungkas Tio. (adv/DPRDKaltim)
