HABAR KALTIM, Samarinda – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim), Agus Tianur, mengumumkan langkah tegas yang diambil oleh pihaknya untuk menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang mengancam beberapa wilayah di Kaltim.
Dalam upayanya, BPBD Kaltim telah mengkoordinasikan seluruh komponen masyarakat melalui BPBD kabupaten/kota untuk berkolaborasi dalam mengantisipasi dan menanggulangi Karhutla, terutama di wilayah yang rentan terhadap insiden tersebut.
“Kami telah menggerakkan seluruh lapisan masyarakat melalui BPBD kabupaten/kota untuk bersatu dalam upaya mengantisipasi dan menanggulangi Karhutla, terutama di wilayah yang rawan terjadinya kebakaran,” ungkap Agus saat berbicara di Samarinda.
Agus juga memberikan peringatan kepada masyarakat akan pentingnya tidak melakukan pembakaran lahan, terutama dalam situasi cuaca yang sangat panas akibat puncak musim kemarau.
“Dalam suhu ekstrem seperti ini, risiko kebakaran sangat meningkat. Bahkan, perkiraan menunjukkan bahwa suhu hari ini bisa mencapai 36 derajat Celsius,” tambahnya.
BPBD Kaltim telah menjalankan langkah-langkah persiapan untuk menghadapi dampak kesehatan yang mungkin terjadi akibat asap Karhutla, seperti penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), iritasi mata, dan alergi kulit. Mereka telah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah untuk menyediakan obat-obatan dan layanan kesehatan bagi warga yang mungkin terdampak oleh dampak asap ini.
“Kami telah melakukan koordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Rumah Sakit Umum Daerah untuk memastikan penyediaan obat-obatan dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang terkena dampak asap,” kata Agus.
Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan, saat ini terdapat 45 titik panas di Kaltim yang tersebar di empat kabupaten, yaitu Kutai Barat, Berau, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur. Meskipun wilayah bagian utara Kaltim sudah menerima hujan, wilayah bagian timur hingga selatan, seperti Bontang, Samarinda, Balikpapan, dan Penajam Paser Utara (PPU), masih belum mendapatkan hujan.
Agus Tianur menegaskan bahwa upaya kesiapsiagaan ini sangat penting untuk melindungi lingkungan, mencegah kerugian material, serta menjaga kesehatan masyarakat. Dia juga mengingatkan semua pihak untuk berhati-hati dalam menghadapi situasi yang dapat menjadi ancaman serius bagi Kaltim. Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat bekerja sama dalam mengurangi risiko Karhutla yang dapat merusak lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia.
“Wilayah bagian utara Kaltim telah menerima hujan, namun wilayah bagian timur hingga selatan yang berbatasan dengan laut, seperti Bontang, Samarinda, Balikpapan, dan PPU, masih belum mendapatkan hujan,” pungkas Agus.