HABAR KALTIM, Samarinda – Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kalimantan Timur (Kaltim), Agiel Suwarno, mengungkapkan keprihatinannya terhadap ketidaksetaraan dalam akses Internet dan listrik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) di Kaltim. Menurutnya, pada era digital ini, seharusnya tidak ada lagi daerah yang terisolir dari jaringan Internet atau memiliki keterbatasan akses listrik. Namun, kenyataannya masih ada desa-desa di wilayah 3T Kaltim yang belum tersentuh oleh jaringan Internet, dan akses listrik dari PLN juga terbatas.
“Ketidaksetaraan ini seharusnya tidak terjadi lagi. Sayangnya, di wilayah 3T Kaltim, masih ada beberapa desa yang belum terhubung ke Internet. Akses listrik dari PLN juga memiliki keterbatasan,” ujar Agiel Suwarno.
Legislator yang mewakili daerah pemilihan Bontang, Kutai Timur, dan Berau ini menganggap ketidaksetaraan ini sebagai suatu ironi. Kutai Timur, salah satu daerah di konstituennya, adalah penyumbang besar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kaltim, bahkan di Indonesia. Wilayah ini memiliki beberapa perusahaan besar serta objek vital nasional seperti PT KPC, PT GAM, Indexim, dan pabrik semen.
“Kaltim juga menjadi penyumbang terbesar dalam devisa kredit karbon karena masih memiliki banyak hutan alami. Namun, masalah listrik di Kaltim belum terselesaikan secara merata,” tambah Agiel Suwarno.
Untuk mengatasi masalah ini, Agiel Suwarno mendesak pemerintah provinsi untuk berkolaborasi dengan PLN guna memastikan bahwa akses listrik merata di Kaltim. Harapannya adalah pada tahun 2024, PLN akan menyelesaikan pembangunan sambungan listrik yang diperlukan untuk seluruh wilayah 3T Kaltim, sehingga penduduk di sana dapat menikmati akses listrik yang memadai.
“Kami berharap bahwa pada tahun 2024, PLN akan menyelesaikan semua proyek sambungan listrik yang diperlukan dan setiap wilayah di Kaltim akan memiliki pasokan listrik yang memadai. Ini adalah impian warga di daerah tersebut saat saya pulang ke dapil,” ungkap Agiel Suwarno.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan ketidaksetaraan dalam akses Internet dan listrik di daerah 3T Kaltim dapat diminimalisir, memungkinkan masyarakat di wilayah tersebut untuk ikut merasakan manfaat dari konektivitas digital dan akses listrik yang merata. (Adv)