HABAR KALTIM, Samarinda – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Timur (Kaltim) terus mengintensifkan langkah-langkah kesiapsiagaan dalam mengurangi risiko bencana, khususnya dengan melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Penanggulangan Bencana Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di Hotel Fugo, Samarinda pada Selasa (14/11/2023).
Kepala BPBD Kaltim, Agus Tianur, dalam sambutannya, menyoroti kondisi lingkungan di Kaltim yang semakin merosot dan tidak seimbang. Eksploitasi sumber daya alam yang semakin meningkat menjadi penyebab utama terbukanya hutan.
Agus meminta semua pihak untuk menyusun langkah-langkah konkret guna mengurangi risiko bencana yang ada di Kaltim. Dia menekankan bahwa Kaltim menghadapi dilema berat, di mana sektor pertambangan batu bara dan perkebunan yang menjadi andalan pendapatan daerah turut memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan dan kesejahteraan masyarakat, namun juga membawa dampak negatif.
“Kehadiran perusahaan-perusahaan ini tidak hanya menciptakan kesenjangan sosial, tetapi juga menimbulkan tuntutan hidup, persaingan, dan berpotensi konflik. Pembangunan yang bergantung pada eksploitasi sumber daya alam yang tidak ramah lingkungan tentu saja meningkatkan kerawanan terhadap bencana alam,” jelasnya.
Agus berharap kesadaran akan kondisi tersebut dapat mendorong semua pihak untuk mengambil langkah konkret dengan meningkatkan kesiapsiagaan sumber daya dalam menghadapi bencana dan mengurangi risiko bencana yang dapat terjadi di wilayahnya. (adv)
