HABAR KALTIM – Kebutuhan terhadap teknologi merupakan salah satu kebutuhan penting saat ini, hal ini disebabkan karena teknologi sangat dibutuhkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup manusia. Salah satu produk aplikasi teknologi informasi yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan yang paling berkembang pada saat ini adalah gadget.
Mengatasi kecanduan gadget pada anak bukan perkara yang mudah. Padahal jika tidak segera diatasi, kecanduan gadget bisa mengganggu perkembangan anak. Bagaimana caranya, apa yang harus dilakukan? Simak obrolan bersama Doodle Exclusive Baby Care berikut ini.
Memang kalau ngomongin gadget tidak hanya anak-anak saja, bahkan semua umur. Sebelum masa pandemi gadget sudah dikenal, semakin marak sejak pandemi dimana kontak fisik dibatasi gadget menjadi penting sekali untuk semua terutama anak-anak. Hal inilah yang berpengaruh kepada anak-anak. Hal tersebut disampaikan dr. Rurin Dwi Septiana, Sp. A dalam live bersama Doodle Exclusive Baby Care beberapa waktu lalu.
Menurutnya, karena anak-anak tidak mengerti isi dari handphone hanya tau main melihat gambar, game, yang jatuhnya pada kecanduan. Kecanduan ini menjadi pengaruh jangka pendek dan jangka panjang. Jangka pendek akan membuat mata yang pedih, kelelahan, gangguan pola tidur, pola makan, emosional, gadget dapat mempengaruhi segala segi sisi kehidupan seorang anak.
“Ada beberapa batasan-batasan berapa lamanya waktu yang dihabiskan anak untuk gadget. Karena Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sudah merelease rekomendasi untuk penggunaan gadget dibawah 1 tahun tidak disarankan sama sekali memainkan gadget, 1hingga 2 tahun boleh, tetapi tidak disarankan, 2 sampai 6 tahun punya waktu maksimal 1 jam memainkan gadget dalam sehari, 6 sampai 12 tahun memiliki waktu maksimal 1,5 jam dalam sehari, 12 sampai 18 tahun 2 jam dalam sehari. Coba diingat berapa lama waktu anak yang dihabiskan bersama gadget, inilah waktu yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sering kali anak diusia dibawah 2 tahun ketika nangis yang diberikan gadget,” terangnya.
Dokter yang berpraktek di RS Permata Hati Palangkaraya tersebut menjelaskan jika sebenarnya gadget diciptakan untuk membantu manusia, yang merupakan kemajuan teknologi dan bisa diambil manfaatnya hanya jika penggunaannya berlebihan dan tidak terkontrol menjadi tidak bagus. Terkadang anak-anak sering kali sulit mengartikan apa yang ditonton pada masing-masing anak berbeda permasalahan.
“Misalnya anak dibawah 5 tahun belum bisa mengartikan apa yang mereka lihat. Kemudian waktu anak melihat kenyataannya berbeda jauh dengan apa yang dilihat pada gadget. Secara fisik handphone memberikan radiasi yang membuat mata kering apalagi saat bermain game. Selain itu membuat jadwal makan dan tidur siang terganggu. Selain itu anak menjadi pemarah, karena handphone diambil. Jika terjadi secara terus menerus akan membuat mental anak dan orangtua menjadi tidak bagus,” tambahnya.
Tips untuk orang tua supaya anak tidak kecanduan gadget :
- Terapkan screen time, karena kalau sudah begitu orangtua bisa mengontrol lamanya anak menggunakan gadget dalam sehari.
- Dampingi anak saat menggunakan gadget, disini orangtua berusaha memberi tahu dengan penjelasan dan tanyakan apa yang sedang dilihat. Sehingga anak tidak mengartikan sendiri apa yang dilihat.
- Mencegah lebih baik daripada mengobati sehingga supaya anak tidak menjadi kecanduan lebih baik daripada anak sampai kecanduan. Karena ketika anak tidak ada screen time, anak tidak memiliki batasan dalam menggunakan gadget. Saat anak diberi batasan akan lebih sulit mengontrol anak.
Diterangkan dr. Rurin Dwi Septiana, Sp. A, tanda-tanda anak yang memiliki kecanduan gadget seperti berikut ini disetiap waktu luang anak sudah heboh mencari gadget, anak akan bingung jika gadgetnya lowbat, sudah mulai tertarik dengan hal lain hanya gadget yang ditangan, bahkan dengan teman-temannya sudah tidak tertarik dengan hal lain selain gadget. Gadget sendiri bisa berpengaruh pada menjadi sulit tidur karena terlalu asik dengan gadget yang membuat insomnia karena waktu tidurnya sudah lewat.
“Jika sudah kecanduan sedapat mungkin kembali ke screentime atau waktu yang boleh dilakukan saat menggunakan gadget. Tetapi tips yang lain anak terkadang belum dewasa dalam bentuk mini, mereka terkadang tidak mengerti tetapi anak-anak merupakan peniru yang ulung sehingga apa yang dilakukan orangtua pasti akan mengikuti. Berikanlah contoh jangan memegang gadget didepan anak-anak, jika ada telepon boleh saja diangkat tetapi jika whatshapp bisa dibalas dijam nanti. Diusahakan tidak memegang gadget sehingga anak-anak tidak meniru. Alihkan dengan kegiatan-kegiatan lain yang bisa dilakukan dengan anak,” terangnya.
Diakhir wawancaranya, dr. Rurin Dwi Septiana, Sp. A berpesan yang jelas gadget itu tidak diciptakan bukan untuk sesuatu yang buruk meskipun ada dampak positif dan negatifnya, kita ambil yang positifnya. Sebisa mungkin kita ambil manfaatnya yang positifnya seperti misalnya melalui gadget bisa mendapatkan informasi, entertain atau apapun yang bisa membangun boleh digunakan termasuk mencari informasi kelas-kelas online termasuk bisa dilakukan. Diharapkan lesnya belajar menjadi dua arah, dengan tujuan untuk Pendidikan dengan menggunakan gadget. Yang jelas orangtua bisa pandai-pandai memilih penggunaan gadget pada anak, terapkan pola screen time penggunaan gadget untuk anak sebelum kecanduan dan menjadi sulit diatasi. (adv)